Selasa, 17 November 2009

Rahasia Ingin

Ingin kutawarkan diriku untukmu

Namun tak mampu kubahasakan

Ingin kubasuh air matamu

Kutakut kau justru menangis lebih lantang

Ingin kuteduhi kau dengan perlindungan

Kutakut kau justru berlari menjauh

Inginku jadi rahasiaku………rahasiaku untuk hadirmu

Rahasia yang terbungkus rapi di relung hatiku

Kutertawa saat dikejauhan kulihat kau ceria

Kutermangu saat cantikmu merona dunia

Kutertegun saat tanpa sadar kita beradu tatap

Biarlah semua jadi apa adanya, kau terlalu indah

Indah yang tak ingin kucela

Indah yan tak ingin kusakiti

Indah yang tak ingin kunodai

Walau tak terucap…..kuingin KAU sampaikan pesanku dalam bunga tidurnya

Bahwa dia sudah buat ku merasakan indah dunia

Simak lebih di : pustaka-hati.blogspot.com

Written on 13 January 2009 by ngurah under Cinta, Cinta 2 Insan, Sahabat with 2 Comments
Tagged with cinta
sahabatku

sahabatku

meletakkan aku dengan nyaman di sisinya

ia tak menuntutku membicarakan setumpuk hal bersamanya

atau melakukan sejuta jadwal dengannya

ia tak memintaku melakukan hal yang diinginkannya

ia juga tak menghakimiku untuk salahku

duduk diam di sisinya pun cukuplah

karena hati berbicara

tak perlu mulut berbuih untuk semarakkan waktu

karena waktu tetap istimewa jika aku dengannya

aku tak perlu menutupi hatiku

menebarkan senyum untuk lukaku

aku tak perlu dengar sejuta penghiburan dan nasehat

dekatnya dalam diam cukup mengobati hatiku

aku tidak butuh gaun yang berkilauan

atau bertumpuk-tumpuk emas

hanya untuk mempertahankan sahabatku

ia akan tetap duduk menemaniku dalam diamku

menikmati senja denganku

walau bukan sofa yang empuk mengalasi duduknya

karena ia sahabatku

kadang aku bertanya dalam hatiku

sudahkah aku menjadi sahabatnya?

sudahkah aku mengenal hatinya

hingga dalam diam pun aku tahu ia bicara

bahwa kami adalah sahabat

ia sahabatku
Maaf

Sayang…………………

Maaf jika untai kataku buraikan mimpi kita

Aku ingin jujur tentangnya

Seorang yang datang saat kau ada

Saat ku bermuka dua dan berbagi cinta

Aku tersadar

Sayang……………………

Ini bukan salahku dan salahmu

Kuhanya melanjut hidup yang tergaris didahiku

Hidup yang mengantarku padamu dan dia

Ia sungguh sederhana

Ia beri angin sayapku tuk mengepak tanpa minta dahan tuk balasan

Ia beri telinga saat kuingin berbagi tentang segala yang kulalui hari ini

Ia beri aku bicara yang bisa tenangkan badai samudra

Ia beri aku perlindungan hanya dengan sejumput senyuman

Semua ada saat kau berkubang dalam harimu yang perlahan membenam hadirku

Ya, aku tlah berkhianat padamu

Kubagi cinta yang dulu sepenuhnya mulikmu

Kini kuingin jujur padamu

Dia telah ambil tempat dihatiku dan mensemayamkan dirimu

Maaf……………….
Rindu

Rindu

Aku rindu usiaku yang telah lalu
Saat renta melapuk rasa termakan waktu
Kuingat saya kubisa hanya sederhana
Mainkan puting susu ibu
Dan lari ke bekapan ayah
Tenang….sunyi…..damai….

Kini tak lagi sama

Semua mau ku sempurna
Saat ku tak mampu semua lalu dan mencibir
Kurasa dewasa dalam kesendirian
Tempat mengadu hanya kelam surya menuju peraduan
Tenang…sunyi…damai…..

Dunia kenapa cepat berubah
Inginku kembali ke masa itu dan berakhir hanya dimasa itu
Jikalau mampu,,,,
angin

musim dingin..
musim saat hangat menahan nafasnya..
saat angin mencari jati dirinya..
saat salju menyombongkan kesuciannya..
dan yang hidup sebelumnya seakan mati membatu..
hanya menyimpan mimpi..

musim ini..
ada sesuatu yang ingin ku bagi..
kelu lidah ku dan hangat darahku..
mereka mencoba mengungkapkan..
ada waktu yang terlewati dan kenangan yg diresapi..
ada jiwa yg tertinggal dan tersimpan dengan kekal..

kita menanti dengan pasti..
jelmaan harapan dalam hati..
kan datang dengan berlari..

walau tampak kabur..
tersiram air mata..
Embun…

embun dipagi hari
menetes seperti tiada salah
bening mememukau bak kala tak berdosa
dingin…. menyelimuti alam
burung kerkicau dengan suara merdu
semuanya menerima dengan suka cita
jikalau matahari udah tinggi
semuanya hilang ditelan
embun… kamu adalah penyejuk sesaat
kamu adalah pembawa kedamain sementara
apakah kamu tidak merasa rugi

embunpun menjawab
aku memang diciptakan untuk penyejuk dipagi hari
karna pagi adalah awal dari segalanya
dikalau yg menerima dengan suka cita berarti damailah hatinya
karna aku diciptakan untuk pembawa kedamain

diriku bertanya..
apakah aku bisa seperti embun
yang slalu membawa kedamaian
sebagai penyejuk hati semua yang ada disekelilingku
aku mau
aku ingin
aku ingin seperti embun dipagi hari
tapi aku …….
Yang Selalu Terapung Diatas Gelombang

Seseorang dianggap tak bersalah,
sampai dia dibuktikan hukum bersalah.
Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah.
Kini simaklah sebuah kisah,

Seorang pegawai tinggi,
gajinya sebulan satu setengah juta rupiah,
Di garasinya ada Honda metalik,Volvo hitam,
BMW abu-abu, Porsche biru dan Mercedes merah.
Anaknya sekolah di Leiden, Montpelier dan Savannah.
Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran dan
Macam Macam Indah,
Setiap semester ganjil,
isteri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura.
Setiap semester genap,
isteri gelap liburan di Eropa dan Afrika,

Anak-anaknya pegang dua pabrik,
tiga apotik dan empat biro jasa.
Saudara sepupu dan kemenakannya
punya lima toko onderdil,
enam biro iklan dan tujuh pusat belanja,
Ketika rupiah anjlok terperosok,
kepleset macet dan hancur jadi bubur,
dia ketawa terbahak- bahak
karena depositonya dalam dolar Amerika semua.
Sesudah matahari dua kali tenggelam di langit barat,
jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipat,

Krisis makin menjadi-jadi, di mana-mana orang antri,
maka seratus kantong plastik hitam dia bagi-bagi.
Isinya masing-masing lima genggam beras,
empat cangkir minyak goreng dan tiga bungkus mi cepat-jadi.
Peristiwa murah hati ini diliput dua menit di kotak televisi,
dan masuk berita koran Jakarta halaman lima pagi-pagi sekali,

Gelombang mau datang, datanglah gelombang,
setiap air bah pasang dia senantiasa
terapung di atas banjir bandang.
Banyak orang tenggelam tak mampu timbul lagi,
lalu dia berkata begini,
“Yah, masing-masing kita rejekinya kan sendiri-sendiri,”

Seperti bandul jam tua yang bergoyang kau lihatlah:
kekayaan misterius mau diperiksa,
kekayaan tidak jadi diperiksa,
kekayaan mau diperiksa,
kekayaan tidak diperiksa,
kekayaan harus diperiksa,
kekayaan tidak jadi diperiksa.
Bandul jam tua Westminster,
tahun empat puluh satu diproduksi,
capek bergoyang begini, sampai dia berhenti sendiri,

Kemudian ide baru datang lagi,
isi formulir harta benda sendiri,
harus terus terang tapi,
dikirimkan pagi-pagi tertutup rapi,
karena ini soal sangat pribadi,
Selepas itu suasana hening sepi lagi,
cuma ada bunyi burung perkutut sekali-sekali,
Seseorang dianggap tak bersalah,
sampai dia dibuktikan hukum bersalah.

Di negeri kami, ungkapan ini terdengar begitu indah.
Bagaimana membuktikan bersalah,
kalau kulit tak dapat dijamah.
Menyentuh tak bisa dari jauh,
memegang tak dapat dari dekat,

Karena ilmu kiat,
orde datang dan orde berangkat,
dia akan tetap saja selamat,
Kini lihat,
di patio rumahnya dengan arsitektur Mediterania,
seraya menghirup teh nasgitel
dia duduk menerima telepon
dari isterinya yang sedang tur di Venezia,
sesudah menilai tiga proposal,
dua diskusi panel dan sebuah rencana rapat kerja,

Sementara itu disimaknya lagu favorit My Way,
senandung lama Frank Sinatra
yang kemarin baru meninggal dunia,
ditingkah lagu burung perkutut sepuluh juta
dari sangkar tergantung di atas sana
dan tak habis-habisnya
di layar kaca jinggel bola Piala Dunia,

Go, go, go, ale ale ale…
IBU

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.